KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan 3 karya
tulis ilmiah yang pernah dilobakan dengan judul IKATAN KIMIA, STRUKTUR ATOM,
DAN TAT NAMA SENYAWA . Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas dalam mata pelajaran Kimia.
Atas
bimbingan bapak/ibu guru dan saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis
ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi
kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami. Karya tulis ini
diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses memenuhi tugas.
Dalam
menyusun karya tulis ilmiah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan
kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah
kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
Palembang, 15 juni 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya
unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali pada suhu tinggi),
melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai molekul.
Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi, kelompok-kelompok atom
atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil dibanding unsur-unsur dalam
keadaan bebas.
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur
bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur
lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W. Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas
mulia dengan konfigurasi elektron. Kecuali He; mempunyai 2 elektron valensi;
unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat
stabil. Atom-atom unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai
kestabilan.
Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti
aturan oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha
mempunyai elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara
yang diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. melepas atau menerima elektron;
2. pemakaian bersama pasangan elektron.
Pada bab
struktur atom dan sistem periodik unsur, Anda sudah mempelajari bahwa sampai
saat ini jumlah unsur yang dikenal manusia, baik unsur alam maupun unsur
sintetis telah mencapai sebanyak 118 unsur. Tahukah Anda bahwa di alam semesta
ini sangat jarang sekali ditemukan atom berdiri sendirian, tapi hampir semuanya
berikatan dengan dengan atom lain dalam bentuk senyawa, baik senyawa kovalen
maupun senyawa ionik. Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak senyawa yang
dapat terbentuk di alam semesta ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling
berikatan satu dengan yang lain? Apakah setiap atom pasti dapat berikatan
dengan atom-atom lain? Apakah ikatan antaratom dalam senyawa – senyawa di alam
ini semuanya sama? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan – pertanyaan
tersebut, Anda harus mempelajari bab Ikatan kimia ini.
Pada bab ini
Anda akan mempelajari apakah ikatan kimia itu, mengapa atom-atom dapat saling
berikatan, apa saja jenis-jenis ikatan kimia, dan lain-lain. Gaya yang mengikat
atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa disebut ikatan
kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916 oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari
Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927)
dari Jerman.
Konsep
tersebut adalah:
1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan
Rn) sukar membentuk senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki
susunan elektron yang stabil.
2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki
susunan elektron yang stabil seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan
elektron atau menangkap elektron.
3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya
dapat dicapai dengan cara berikatan dengan atom lain, yaitu dengan cara
melepaskan elektron, menangkap elektron, maupun pemakaian elektron secara
bersama-sama.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kita bisa
menentukan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1.
Bagaimanakah
terbentuknya ikatan kimia?
2.
Apa-apa sajakah jenis
dari ikatan kimia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya
ilmiah ini, yaitu :
1.
Sebagai salah satu
syarat dalam mengikuti mata kuliah Kimia.
2.
Menambah wawasan
tentang ikatan kimia.
3.
Mengetahui lebih
mendalam tentang ikatan kimia yang kita temukan dalam kehidupan.
D. Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.
Sebagai pedoman untuk
menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.
2.
Sebagai referensi bagi
penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
3.
Sebagai bahan bacaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Terbentuknya Ikatan Kimia
Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi bergabung dengan
atom lain membentuk senyawa. Dari 90 buah unsur alami ditambah dengan belasan
unsur buatan, dapat dibentuk senyawa dalam jumlah tak hingga.
Antara dua
atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini
selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya-gaya yang menahan
atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia.
Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur ingin memiliki struktur elektron
stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas
mulia (Golongan VIII A).
Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron terluar
1, 2, atau 3 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang
terdekat.
Contoh:
11Na : 2 8 1 ; Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8
Jika dibandingkan dengan atom Ne, maka
atom Na kelebihan satu elektron. Untuk memperoleh kestabilan, dapat dicapai
dengan cara melepaskan satu elektron.
Na (2 8 1) à Na+ (2 8) + e–
Sebuah atom cenderung menerima elektron apabila memiliki elektron terluar
4, 5, 6, atau 7 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang
terdekat.
Contoh:
9F : 2 7 ; Gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8.
Konfigurasi Ne dapat dicapai dengan cara menerima satu elektron.
F (2 7) + e– à F- (2 8)
Jika masing-masing atom sukar untuk melepaskan elektron (memiliki
keelektronegatifan tinggi), maka atom-atom tersebut cenderung menggunakan
elektron secara bersama dalam membentuk suatu senyawa. Cara Ini merupakan
peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Misalnya atom fluorin
dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan elektron, sehingga lebih cenderung
memakai bersama elektron terluarnya.
Jika suatu atom melepaskan elektron, berarti atom tersebut memberikan
elektron kepada atom lain. Sebaliknya, jika suatu atom menangkap elektron,
berarti atom itu menerima elektron dari atom lain. Jadi, susunan elektron yang
stabil dapat dicapai dengan berikatan dengan atom lain.
Kecenderungan
atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron seperti gas mulia
atau 8 elektron pada kulit terluar disebut ”kaidah oktet”.
Sementara itu atom-atom yang mempunyai kecenderungan
untuk memiliki konfigurasi elektron seperti gas helium disebut ”kaidah duplet”.
Agar dapat
mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antarunsur mengadakan hal-hal
berikut.
1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain
(serah terima elektron).
Atom yang
melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima
elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya
elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan
ini disebut ikatan ion.
2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom
sehingga terbentuk ikatan kovalen.
3. Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu:
a. Ikatan logam,
b. Ikatan hidrogen,
c. Ikatan Van der Waals.
2.
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
2.1 Ikatan Ion
Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang
atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion
biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut
senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam
dan nonlogam.
Ikatan ion
yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik-menarik antara ion
positif dan ion negatif, ini terjadi karena kedua
ion tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Ion
positif terbentuk karena unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion
negatif terbentuk karena unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan ion terjadi
karena adanya serah terima elektron. Contoh: NaCl,
MgO, CaF2, Li2O, AlF3, dan lain-lain.
Ikatan ion
merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa
zat padat kristal dengan struktur tertentu. NaCl mempunyai struktur yang
berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi
oleh 6 ion Cl– dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion
Na+.
Atom-atom
membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin mencapai
keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia. Ikatan ion
terbentuk antara:
a. ion positif dengan ion negatif,
b. atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan
atom-atom berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan
atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
c. atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan
atom-atom yang mempunyai keelektronegatifan besar.
Sifat-sifat
senyawa ion sebagai berikut.
a. Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena
partikel-partikel ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron
yang bebas bergerak.
b. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.
c. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya
keras dan sukar digores.
d. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
e. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam
pelarut nonpolar.
Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan titik-titik
yang setiap titiknya menggambarkan satu elektron valensi dari atom-atom unsur.
Titik-titik elektron adalah elektron terluarnya.
Untuk membedakan asal elektron valensi penggunaan tanda (O) boleh diganti
dengan tanda (x), tetapi pada dasarnya elektron mempunyai lambang titik Lewis
yang mirip.
Lambang titik Lewis untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida tidak
dapat dituliskan secara sederhana, karena mempunyai kulit dalam yang tidak
terisi penuh. Lambang Lewis juga membantu untuk menentukan bentuk suatu ikatan
atom. Berikut bentuk-bentuk molekul .
2.2 Ikatan Kovalen
Bila atom-atom yang memiliki keelektronegatifan sama bergabung, maka tidak
akan terjadi perpindahan elektron, tetapi kedua elektron itu digunakan bersama
oleh kedua atom yang berikatan. Ikatan
kovalen adalah ikatan yang terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam
yang lain dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron. Adakalanya dua atom
dapat menggunakan lebih dari satu pasang elektron. Ikatan kovalen terbentuk di
antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan
logam). Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang maka akan
terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah elektron valensi
yang digunakan untuk berikatan tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk
mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia (kaidah duplet atau oktet).
Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh
atom-atom yang berikatan. Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut
pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak
terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas
(PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa
sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2,
Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2,
dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa
kovalen.
Penggunaan
bersama pasangan elektron digambarkan oleh Lewis menggunakan titik elektron.
Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di sekelilingnya terdapat titik, silang
atau bulatan kecil yang menggambarkan elektron valensi atom yang bersangkutan.
Struktur Lewis adalah penggambaran ikatan kovalen yang menggunakan lambang
titik Lewis di mana PEI dinyatakan dengan satu garis atau sepasang titik yang
diletakkan di antara kedua atom dan PEB dinyatakan dengan titik-titik pada
masing-masing atom.
Apabila dua
atom hidrogen membentuk ikatan maka masing-masing atom menyumbangkan sebuah
elektron dan membentuk sepasang elektron yang digunakan bersama. Sepasang
elektron bisa digantikan dengan sebuah garis yang disebut tangan ikatan.
Jumlah tangan dapat menggambarkan jumlah ikatan dalam suatu senyawa kovalen.
Sifat-sifat
senyawa kovalen sebagai berikut:
a. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misal H2,
O2, N2, Cl2, CO2), cair (misalnya:
H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.
b. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya
tarik-menarik antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya kuat.
c. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya
dapat berinteraksi dengan pelarut polar.
d. Larutannya dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal
HCl) tetapi sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik
padatan, leburan, atau larutannya.
Anda dapat
memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi elektron dari atom
unsur tersebut (elektron valensinya). Dari situ akan diketahui jumlah
kekurangan elektron masing-masing unsur untuk mencapai kaidah oktet dan
dupet (kestabilan struktur seperti struktur elektron gas mulia). Jarak antara
dua inti atom yang berikatan disebut panjang ikatan. Sedangkan energi
yang diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi ikatan. Pada
pasangan unsur yang sama, ikatan tunggal merupakan ikatan yang paling lemah dan
paling panjang. Semakin banyak pasangan elektron milik bersama, semakin kuat
ikatan dan panjang ikatannya semakin kecil/pendek.
Adapun
macam-macam ikatan kovalen berdasarkan jumlah PEI-nya yaitu ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.
Contoh: H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6)
atau H – H , H-O-H , ikatan kovalen
rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI. Contoh: O2,
CO2 (konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4) atau O = O , O = C =
O, dan ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang
PEI. Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5) atau N ≡ N.
Ikatan kovalen
yang hanya melibatkan sepasang elektron disebut ikatan tunggal (dilambangkan
dengan satu garis), sedangkan ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari
sepasang elektron disebut ikatan rangkap. Ikatan yang melibatkan dua
pasang elektron disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan dengan dua
garis), sedangkan ikatan yang melibatkan tiga pasang elektron disebut ikatan
rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga garis).
a. Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan
kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi karena pasangan elektron
yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang
PEI-nya berasal dari salah satu atom yang berikatan.
Ikatan kovalen koordinasi adalah
ikatan kovalen di mana pasangan elektron yang dipakai bersama hanya
disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan
elektron.
Ikatan
kovalen koordinat dapat terjadi antara suatu atom yang mempunyai pasangan
elektron bebas dan sudah mencapai konfigurasi oktet dengan atom lain yang
membutuhkan dua elektron dan belum mencapai konfigurasi oktet.
Ketika
membuat rumus Lewis dari asam-asam oksi (misalnya asam sulfat/H2SO4)
lebih dahulu dituliskan bayangan strukturnya kemudian membuat rumus Lewisnya
yang dimulai dari atom hidrogen. Hal ini untuk mengetahui jenis-jenis ikatan
yang ada, antara ikatan kovalen atau ikatan kovalen koordinat.
Pada ikatan kovalen biasa, pasangan elektron yang digunakan bersama dengan
atom lain berasal dari masing-masing atom unsur yang berikatan. Namun apabila
pasangan elektron tersebut hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan,
maka disebut ikatan kovalen koordinasi.
b. Polarisasi Ikatan Kovalen
Perbedaan keelektronegatifan
dua atom menimbulkan kepolaran senyawa. Adanya perbedaan keelektronegatifan
tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu
unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa
menjadi polar.
Pada senyawa
HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena daya tarik
terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya
polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut
menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.
Contoh:
1) Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H2O,
NH3.
2) Senyawa kovalen nonpolar: H2, O2,
Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
Pada ikatan
kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan oleh
hal-hal berikut.
1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0,
senyawanya bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka
senyawanya bersifat polar.
2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka
senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris
maka senyawanya bersifat polar.
Kedudukan
pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua atom yang
berikatan. Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai daya tarik elektron
(keelektronegatifan) yang berbeda-beda. Salah satu akibat dari
keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi pada ikatan kovalen.
Kepolaran
dinyatakan dengan momen dipol (μ), yaitu hasil kali antara muatan (Q)
dengan satuan Coloumb dengan jarak (r) satuan meter.
μ = Q ×
r
Satuan momen dipol adalah debye (D), di mana 1 D =
3,33 × 10–30 Cm.
Berikut adalah sajian beberapa momen dipol dari
senyawa kovalen.
Senyawa
|
Keelektronegatifan
|
Momen
Dipol (D)
|
HF
HCl
HBr
HI
|
1,8
1,0
0,8
0,5
|
1,91
1,03
0,79
0,38
|
2.3 Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama
elektron-elektron valensi antar atom-atom logam. Ikatan logam terjadi akibat interaksi antara elektron
valensi yang bebas bergerak dengan inti atau kation-kation logam yang
menghasilkan gaya tarik. Contoh: logam besi, seng,
dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu
teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan
elektron. Menurut teori ini, atom logam harus berikatan dengan atom-atom logam
yang lain untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia. Dalam model ini,
setiap elektron valensi mampu bergerak bebas di dalam tumpukan bangun logam
atau bahkan meninggalkannya sehingga menghasilkan ion positif. Elektron valensi
inilah yang membawa dan menyampaikan arus listrik. Gerakan elektron valensi ini
jugalah yang dapat memindahkan panas dalam logam.
Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari
suatu atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan
elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain. Tumpang tindih antarelektron
valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas
dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena muatannya
berlawanan (Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya tarik-menarik antara
ion-ion Fe+ dan elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuk
ikatan yang disebut ikatan logam.
Logam mempunyai sifat-sifat antara
lain:
a. pada suhu kamar umumnya padat,
b. mengilap,
c. menghantarkan panas dan listrik dengan baik,
d. dapat ditempa dan dibentuk.
Dalam bentuk
padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang sangat rapat (closely
packed). Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam lautan elektron.
Dalam susunan seperti ini elektron valensinya relatif bebas bergerak dan tidak
terpaku pada salah satu inti atom, sehingga elektron-elektron ini tidak
terus-menerus digunakan bersama oleh dua ion yang sama. Bila diberikan energi,
elektron-elektron ini mudah dioperkan dari atom ke atom. Telah kita ketahui bahwa unsur logam memiliki sedikit
elektron valensi. Berarti, pada kulit luar atom logam terdapat banyak orbital
kosong. Hal ini menyebabkan elektron valensi unsur logam dapat bergerak bebas
dan dapat berpindah dari satu orbital ke orbital lain dalam satu atom atau
antar atom.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
bab pembahasan di atas, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa atom-atom saling mengikatkan diri satu sama lain
karena ingin menyetarakan kestabilan mereka, sesuai dengan kaidah oktet atau
seperti halnya golongan gas mulia yang telah memiliki kestabilan yang tidak
dapat terelakkan lagi (hukum alam). Adapun
jenis-jenis ikatan kimia terdiri atas 3 macam, yang pertama adalah ikatan ion
yang merupakan ikatan antara unsur-unsur logam dan non-logam, kedua adalah
ikatan kovalen yaitu pemakaian elektron secara bersama-sama oleh unsur
non-logam dan unsur non-logam, serta ikatan logam yang merupakan pemakaian
elektron secara bersama-sama oleh atom-atom logam.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis
berikan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu :
1.
Sebaiknya
pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi penulisan karya
ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam menemukan bahan
atau materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar mahasiswa lebih
termotivasi untuk membaca buku.
2.
Sebaiknya
mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi ikatan kimia karena materi ini merupakan materi dari
salah satu mata kuliah umum yang perlu diluluskan untuk pengambilan SKS
berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar