Kenyataan Mengenai Propolis
Sejak tahun 350 SM hingga kini, propolis dipercaya sebagai obat herba yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Begitu pula dengan klaim produsen yang mengatakan ‘si Kecil’ ini ampuh menyembuhkan berbagai penyakit serius seperti kanker. Benarkah demikian?
Pada era modern saat ini, pengobatan tradisional seperti propolis dipercaya oleh masyarakat. Namun jika diteliti dari segi medis, propolis belum sepenuhnya terbukti ampuh dalam menangani kondisi medis. Pro dan kontra pun terjadi. Mereka yang kontra mengatakan komposisi propolis belum bisa dipastikan karena bergantung kepada letak geografis, musim, dan spesies lebah. Hal demikian membuat komposisi propolis sulit untuk diteliti mengenai keamanan dan kemanjurannya secara medis.
Sementara yang pro mengatakan bahwa propolis adalah obat yang ampuh karena melihat dari eksistensinya selama ribuan tahun. Selain itu, belum pula ditemukan efek samping yang parah atau sering terjadi akibat penggunaan propolis. Tidak mudah untuk mempertahankan keberadaan sebuah produk jika tidak diimbangi dengan khasiatnya yang bagus.
Pembuktian Melalui Penelitian Medis
Propolis diduga bekerja melawan bakteri, virus, dan jamur. Meski telah diteliti dengan baik oleh para pakar dan sudah terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, namun efektivitas propolis belum cukup terbukti secara ilmiah dan perlu dikaji lebih lanjut lagi secara klinis. Berikut beberapa kondisi yang mungkin efektif diobati dengan propolis:
Infeksi virus herpes simpleks
Cold sore
atau luka melepuh di sekitar bibir akibat infeksi virus herpes simpleks
tipe 1 (HSV-1) diduga bisa diobati dengan propolis. Mengoleskan
propolis diperkirakan dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa
sakit. Propolis juga diduga dapat membantu penyembuhan luka herpes
genital yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyembuhan luka lebih cepat jika
dibandingkan dengan pengobatan konvensional seperti obat oles acyclovir. Tapi, pernyataan ini masih perlu diuji untuk membuktikan hasil yang lebih kuat.
Mempercepat
penyembuhan dan mengurangi rasa sakit dan peradangan setelah operasi
mulut. Propolis juga kini telah menjadi subjek penelitian kedokteran
gigi. Uji klinis menunjukkan bahwa propolis dapat mencegah kerusakan
gigi karena sifat antimikrobanya. Hal ini juga masih perlu diperkuat
dengan penelitian lebih lanjut.
Untuk kondisi-kondisi di bawah ini, para ahli juga belum memiliki cukup bukti apakah propolis dapat secara efektif mengatasi: - Luka akibat kanker
- Sariawan
- Tuberkulosis
- Infeksi
- Kanker hidung
- Kanker tenggorokan
- Gangguan pada sistem pencernaan
- Flu
Selain digunakan untuk pengobatan, propolis juga dipakai untuk melapisi kayu alat instrumental agar tampilannya lebih menawan. Cara ini ternyata sudah dipakai sejak ribuan tahun lalu. Namun ada beberapa laporan negatif terkait penggunaan propolis sebagai pernis. Beberapa musisi dan pembuat instrumen, yang sering terkena kontak dengan alat instrumen, mengaku menderita alergi radang kulit terhadap propolis.
Beberapa produsen makanan juga menggunakan propolis untuk memproduksi permen karet.
Selama ini mungkin Anda menganggap propolis bisa digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Tapi ternyata, hal itu belum sepenuhnya teruji secara klinis. Pahamilah selalu mengenai obat apa pun yang masuk ke dalam tubuh atau lebih baik lagi tanyakan kepada dokter agar Anda terhindar dari kondisi yang membahayakan. Pastikan obat herba yang Anda gunakan terdaftar di BPOM dan terjamin keamanannya.
sumber : http://www.alodokter.com/kenyataan-mengenai-propolis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar